Jumat, 15 Juli 2011

Tips Menjadi Guru Yang Baik dan Kreatif

Pendidikan adalah tulang punggung dari Negara dan masyarakat, dan pendidikan pula yang dapat mengangkat derajat manusia menjadi lebih baik.Dan yang tak kalah pentingnya para pendidiklah (dibaca : Guru )yang menjadi pioneer dari pendidikan.Dan bagi para sarjana dan calon sarjana pendidikan untuk mau menjadi seorang pioneer yang membuat manusia menjadi lebih berderajat ,perhatikan baik-baik tips menjadi pendidik yang baik dan professional di bawah ini :
1. Mengembangkan Kepribadian
Poin Mengembangkan kepribadian yaitu Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,dan mengembangkan sifat terpuji.Dan poin tersebut merupakan landasan utama karena seorang guru adalah contoh atau panutan dari anak didiknya
2. Menguasai landasan pendidikan
Landasan dari pendidikan telah termaktub dalam Tujuan Pendidikan Nasional, dan pengejawantahan dari hal tersebut yaitu guru harus tahu prinsip- prinsip psikologi pendidikan supaya dapat sesuai dengan Tujuan pendidikan nasional
3. Menguasai bahan pengajaran
Yang pasti seorang guru tidak menguasai bahan untuk masuk ke kelas dia akan mengajar apa adanya
4. Menyusun program pengajaran
Program pengajaran sangat penting,agar pola mengajar dapat terarah
5. Melaksanakan program pengajaran
program pengajaran yang telah dibuat haruslah dilaksanakan, karena masih banyak guru yang cuman membuat tapi tidak melaksanakan
6. Menilai hasil dan Proses Belajar mengajar yang telah dilaksanakan
Ini yang tak kalah pentingnya,karena motivasi akan bertambah apabila seorang guru dapat menilai hasil pekerjaan siswa
7. Menyelenggarakan Program bimbingan
Selain itu proses bimbingan bagi siswa yang belum tuntas itu perlu diberikan bimbingan ekstra.

Kemudian ada hal-hal yang perlu dilakukan untuk menjadi guru yang kreatif diantaranya :

Guru menciptakan susasana kelas yang aman dan nyaman secara emosional dan intelektual

Terkadang siswa punya banyak pertanyaan dibenaknya, tetapi ada semacam perasaan malu dan takut, dikira bodoh jika melontarkan pertanyaan. Sebagai guru, kerja keras kita salah satunya adalam menciptakan kelas yang memberik keamanan secara emosional bagi siswa. Memang agar menjadi siswa yang percaya diri mereka perlu mengambil resiko, tetapi di lingkungan yang tidak mendukung kenyamanan secara emosional, siswa akan berpikir 1000 kali untuk mau bertanya dan berpendapat.
Anda juga bisa membuat peraturan kelas yang isinya antara lain ‘Tidak boleh merendahkan atau meremehkan pendapat orang lain’ Jangan lupa anda juga memberi contoh dahulu kepada siswa untuk mengucapkan terima kasih dan menhargai untuk setiap pertanyaan, atau pendapat dari siswa anda. Jika ini terjadi dikelas anda dijamin kelas akan berubah menjadi kelas yang setiap individu didalamnya salaing mendukung dan mudah untuk berkolaborasi dalam berpengetahuan.
Tidak hanya sampai disitu saja, kelas yang membuat guru menjadi guru kreatif semestinya juga aman secara intelektual. Siswa bisa mandiri dan mengerti dimana letak alat tulis, dikarenakan semua hal dikelas sudah disiapkan dengan rapih dan terorganisir. Siswa tahu apa yang harus dikerjakan dikarenakan intruksi penugasan yang jelas oleh guru. Tidak hanya jelas tetapi juga menantang dengan demikian siswa bisa mengekpresikan kemampuannya dalam mengerjakan tugas yang guru berikan.
Guru mengukur dengan hati, seberapa besar keterlibatan (engagement) siswa dalam tugas yang ia berikan.
Saya jadi ingat sebuah pertanyaan yang bersifat reflektif mengenai cara kita mengajar dan membelajarkan siswa. Pertanyaan nya begini “Jika saya adalah murid saya sekarang, seberapa senang saya diajar oleh guru seperti saya? “
Seorang guru yang ahli mampu menciptakan suasana kelas yang aktif dalam pembelajaran di kelas yang diajarnya dalam presentasi keterlibatan yang penuh alias 100 persen. Artinya, misalkan seorang guru mengajar selama 40 menit, maka selama 40 menit itu pulalah, siswa belajar dengan aktif dan terlibat penuh dalam pembelajaran.
Tentu tidak dalam semalam semua guru bisa 100 persen menciptakan kelas yang aktif. Namun membutuhkan latihan dan latihan. Tetapi jalan kesana akan lebih cepat apabila kita mau jujur bertanya pada diri sendiri “Seberapa besar siswa aktif atau terlibat penuh dalam pembelajaran yang saya lakukan?”.
5 menit terakhir yang menentukan
Jadikan 5 menit terakhir pembelajaran anda untuk merangkum, berbagi atau berefleksi mengenai hal yang siswa sudah lakukan selama pembelajaran.
Bagilah menjadi dua pertanyaan besar, misalnya bagian mana yang paling berat dilakukan dan susah dimengerti. Pertanyaan selanjutnya, pengetahuan baru apa yang kamu dapatkan hari ini? Dengan demikian membuat siswa berdialog dengan dirinya sendiri mengenai proses belajar yang telah dilakukannya.
Guru menciptakan budaya menjelaskan, bukan budaya asal menjawab dengan betul.
Ciri-ciri sebuah pertanyaan yang baik adalah pertanyaannya hanya satu tetapi mempunyai jawaban yang banyak. Bandingkan dengan jenis pertanyaan yang hanya mempunyai satu jawaban. Hal yang terjadi siswa akan berlomba menjawab dengan benar dengan segala cara. Termasuk mencontek misalnya.
Sebagai guru budayakan pola perdebatan atau percakapan akademis di kelas kita. Saat mendengarkan rekan mereka berbicara dan berargumen, mereka akan belajar memilih dan membandingkan pendekatan atau cara yang orang lain lakukan untuk menjawab sebuah masalah yang guru berikan.
Sebagai guru saat memberikan soal berikanlah siswa beberapa peluang kemungkinandalam menjawab sebuah soal. Misalnya soal yang bapak berikan ini punya tiga alternative, bisa kah kamu menemukan ketiga-tiganya?
Guru mengajarkan kesadaran siswa dalam memandang sebuah pengetahuan.
Saat membelajarkan siswa, dikarenakan keterbatasan kita, terkedang kita sudah membuat mereka menebak atau mengarang-ngarang sebuah jawaban demi mendapatkan hasil yang benar. Hal ini siswa lakukan secara sadar atau tidak sadar. Untuk itu mari kita letakkan gambar dibawah ini disamping soal yang kita berikan kepada siswa di kertas soal.
Dengan demikian sebagai guru kita menjadi tahu saat siswa menjawab soal dengan salah tapi dengan keyakinan (for sure) atau menjawab soal dengan benar tapi dengan tidak yakin(confused).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar