Kamis, 24 November 2011

Mengenal Baterai Cmos

Baterai Cmos adalah salah satu bagian penting dari komputer. Sering kita melupakan arti sebuah baterai Cmos bahkan banyak dari kita tidak tahu sama sekali fungsi baterai Cmos. ‘Ketidak pedulian’ kita terhadap baterai Cmos, seringkali melupakan kita pada beberapa masalah yang terjadi akibat baterai Cmos.

Apakah baterai Cmos itu?

Baterai Cmos adalah baterai dengan voltase sekitar 12 Volt dan berdiameter sekitar 1,5cm (pada umumnya, untuk baterai PC) pada laptop, diameter dan bentuknya bisa berbeda. Baterai Cmos digunakan untuk menyimpan setting pada Cmos (sebuah IC program pada komputer) atau biasa disebut juga Bios. Itulah sebabnya mengapa tanggal dan jam di komputer anda tetap berjalan meskipun komputer dimatikan, ya.. karena baterai Cmos. Baterai Cmos merupakan baterai recharger yang akan di ‘charge’ kembali disaat komputer menyala.

Kerusakan pada baterai Cmos

Baterai Cmos biasanya bisa bertahan lama (kurang lebih 5 tahun) dengan syarat komputer anda sering dipakai sehingga baterai tetap bisa terus di ‘charge’ ulang oleh komputer. Biasanya komputer yang tidak dipakai lama atau ‘nganggur’ berbulan-bulan mengakibatkan baterai Cmos akan habis dayanya diserap untuk kebutuhan Cmos/Bios.

Kerusakan kedua biasanya diakibatkan buruknya kualitas baterai. Dan sayangnya baterai Cmos yang beredar di pasaran memang baterai Cmos dengan kualitas ‘seadanya’ dengan harga bervariasi antara Rp. 3000 sampai Rp. 5000. Bahkan untuk pembelian partai, harga baterai Cmos tak lebih dari Rp. 700 per baterai.

Akibat yang ditimbulkan dari ‘kerusakan’ baterai Cmos
Komputer tidak menyimpan tanggal, bulan dan tahun. Dan tentu saja, settingan yang kita buat di Cmos atau Bios akan berubah ke posisi ‘default’, akibatnya komputer akan selalu meminta untuk men-setup ulang dengan perintah-perintah seperti Press Del to Setup, atau Press F1 to Continue atau perintah-perintah lain semacamnya. Sangat mengganggu bukan?
Bila baterai tidak menyimpan tanggal bulan dan tahun, maka di beberapa situs terutama Facebook maka akan timbul peringatan keamanan dan situs yang anda masuki dianggap berbahaya (untrust site)! Mengganggu juga bukan?
Banyak terjadi, walaupun tidak sering, baterai-baterai Cmos menyebabkan komputer tidak bisa hidup! Atau bisa hidup sebentar lalu nge ‘hang’ kemudian tidak bisa dihidupkan kembali, lalu dibutuhkan waktu beberapa jam untuk bisa hidup kemudian mati kembali. Bahkan pada laptop, baterai Cmos sering bocor. Dan bocoran itu menetes pada Mainboard yang mengakibatkan konslet pada board laptop.
Sebaliknya, kesalahan setting yang terjadi pada Bios atau Cmos pun yang mengakibatkan komputer tidak hidup disimpan oleh baterai, sehingga komputer tetap tidak bisa hidup.

Untrusted Connection; Salah satu akibat tidak berjalannya tanggal, bulan dan tahun karena kerusakan baterai Cmos:


Untuk menanggulanginya, tentu saja lakukan penggantian baterai. Pilih baterai yang cukup baik untuk menjamin baterai akan tetap bertahan lama dan tidak mengakibatkan kerusakan pada komputer.

Pada kasus tertentu, yaitu disaat komputer anda tidak menyala, lakukan reset motherboard yang dikenal dengan istilah clear Cmos. Clear Cmos ini digunakan untuk mengembalikan posisi setting bios ke posisi defaulti akibat kesalahan setting maupun sebab lain.

Cara melakukan Clear Cmos

Biasanya tak jauh dari baterai Cmos ada sebuah Jumper Clear Cmos (lihat gambar) dengan keterangan CLRTC atau CLR CMOS atau CMOS saja. Jumper ini terdiri dari 3 kaki. Umumnya kaki pertama dan kedua di hubungkan dengan sebuah konektor (berwarna biru dalam gambar) dalam posisi normal. Untuk melakukan Clear Cmos, lakukan pemindahan posisi konektor ke kaki kedua dan ketiga dalam posisi komputer mati. Lalu balikan kembali posisi Konektor setelah sekitar 5 detik. Bios anda telah di Clear pada posisi default.

Senin, 21 November 2011

Menyikapi Gap Akademi vs Industri

Gap akademi-industri adalah masalah turun temurun yang memang tidak begitu mudah dipecahkan. Negara-negara maju dengan level penelitian tingkat tinggi seperti Jepang dan Amerika-pun tetap menganggap ini sebagai isu penting, yang kalau diperdebatkan bisa tanpa akhir, never ending story :) Sempat menjadi topik hangat di berbagai jurnal internasional, dipanas-panasin oleh Research Policy terbitan Elsevier Science, dikupas tuntas oleh Journal of Higher Education, dan dinyanyikan dengan indah oleh National Science Board (NSF) yang menyusun paper menarik berjudulUniversity-Industry Research Relationships di tahun 1986.

Sebenarnya gap akademi-industri terlahir karena memang sudut pandang, pola pikir dan karakter yang berbeda antar keduanya. Di beberapa sisi mungkin bisa disatukan, meskipun di sisi lain ada beberapa karakter yang embedded dan sulit untuk disatukan. Perbedaan sudut pandang tersebut saya rangkumkan di bawah.

sebabakademi-industri.gif

Dari tabel diatas bisa kita analisa, orientasi tugas para akademisi yang mengajarkan pengetahuan dan bukan memproduksi produk atau layanan, membawa efek samping para peneliti dan dosen di universitas relatif lebih berkarakter teoritis. Sebaliknya industri lebih praktis dan pragmatis ke arah how to sell a good product or service, karena dari situlah profit datang. Arah pendidikan di universitas juga lebih luas, lengkap dan komprehensif, meskipun tidak dalam. Akademisi bertugas di wilayah pengembangan mental, peningkatan kemampuan konseptual, kecerdasan analisa dan skill teknis dasar dari para mahasiswa. Di sisi lain, industri menuntut pegawai lebih profesional, mahir dan sangat dalam menguasai suatu skill.

Jabatan fungsional peneliti dan dosen yang jenjangnya ditentukan oleh kredit (kum) dari paper juga mempengaruhi karakter peneliti dan dosen kampus untuk bermain-main di area topik teoritis dan pengembangan ilmu. Enak kalau di-nggedabruskan di paper, begitu komentar sahabat-sahabat peneliti saya :) Njomplang sekali dengan kondisi industri yang selalu berpikir produk dan service, dengan deadline waktu yang sangat ketat dan penuh tekanan. Ditambah lagi, peneliti di universitas sudah sangat kelelahan dengan aktifitas mengajar di kelas, sehingga penelitian bagi mereka adalah bersifat part time. Tren SDM IT ke depan yang arahya membentuk para spesialis yang punya kemampuan verbal dan tulis (versatilist), plus dengan modal keseimbangankeunggulan defato (kreatifitas) dan dejure (degree, sertifikasi), menambah berat beban para akademisi dalam mendidik para mahasiswanya.

Saya tidak berusaha mengatasi masalah ini, karena mungkin memang tidak memungkinkan. Saya hanya mengusulkan empat cara menyikapi gap akademi-industri ini. Dua cara yang berwarna hijau dan biru mungkin biasa kita lakukan, dan sudah dilontarkan oleh banyak peneliti, meskipun saya beri sedikit strategi yang biasanya terlewat. Dua yang berwarna orange dan pink adalah tindak lanjut setelah dua pertama selesai.

menyikapigapakademiindustri.gif

1. PERBAIKI KURIKULUM DAN PROSES PENDIDIKAN

Jujur saja, kurikulum computing di Indonesia (versi APTIKOM) yang mengacu ke IEEE Computing Curricula 2005 sudah pada posisi yang benar. Meskipun ada proses adaptasi yang saya pikir agak keterlaluan, khususnya di jurusan dan prodi yang bernama Teknik Informatika. Teknik Informatika terlalu dipaksakan menerima tiga disiplin ilmu computing yang digariskan oleh IEEE, yaitu Computer Science, Software Engineering dan Information Technology. Saya pernah bahas di artikel tentangmemilih jurusan computing. Mungkin perlu digarisbawahi bahwa jurusan Computer Science mendidik para scientist yang fasih berbicara konsep komputasi, jurusanInformation Technology mendidik para network and telecommunication engineer, sedangkan Software Engineering adalah jurusan untuk para calon software engineer. Tentu sangat berat apabila semuanya dimampatkan ke satu jurusan bernama Teknik Informatika, akhirnya lulusan menjadi tidak jelas dan tidak fokus kompetensinya apa. Mari kita lihat sedikit tentang gambaran disiplin computing menurut IEEE Computing Curricula 2005.

ieeecurricula2005.gif

Beberapa pemikiran saya lain berhubungan dengan perbaikan kurikulum dan proses pendidikan saya rangkumkan di bawah:

  • Tidak ada satupun dari 5 disiplin ilmu computing diatas yang membolehkan atau mentoleransi ketidakmahiran mahasiswa dalam hal programming. Cek kembali gambar perbandingan penguasaan materi di artikel saya sebelumnya. Baik CE, IS, CS, IT dan SE mensyaratkan mutlak penguasaan bahasa pemrograman, grafik selalu menonjok ke tengah yaitu Software Method and Technologies. Jangan sampai dosen atau peneliti di kampus sampai mengatakan bahwa coding dan programming tidak wajib untuk salah satu jurusan atau prodi diatas, itu mencederai dunia kurikulum IT di Indonesia :)
  • Fokuskan ke satu bahasa pemrograman utama dan gunakan untuk penugasan di setiap mata kuliah. Capai level mahir di satu bahasa programming baru berpindah ke bahasa pemrograman yang lain. Jangan buat mahasiswa pusing karena terlalu banyak bahasa pemrograman yang kita ajarkan ke mereka, sampai mereka akhirnya tidak memahami satupun :)
  • Libatkan mahasiswa dalam berbagai project riil untuk melatih dan mendekatkan ilmu yang dipelajari ke dunia industri
  • Bila memungkinkan hindari ujian bergaya multiple choice, arahkan kedevelop project atau laporan analisa
  • Didik mahasiswa untuk memiliki kemampuan verbal dan tulis:
    1. Wajibkan mahasiswa memiliki blog, tempat mereka menuliskan aktifitas, laporan tugas (project) dan tempat membina kemampuan tulis
    2. Laporan (project) harus dipresentasikan di depan kelas baik tim maupun individu, sarana membina kemampuan verbal

2. PERBAIKI KUALITAS PENELITIAN

Yang pertama perlu diungkapkan adalah, saya menemukan masalah dan isu penting yang terlewat pada penelitian mahasiswa dan dosen IT kita di Indonesia. Saya rangkumkan beberapa di bawah, dan juga saya sempat kupas di artikel tentang penelitian.

  • Banyak penelitian dilakukan tanpa didasari masalah penelitian yang baik
  • Banyak penelitian menghasilkan produk software tanpa pengukuranpenelitian (seberapa jauh menyelesaikan masalah yang diset di depan)
  • Penelitian terlalu muluk, padahal banyak masalah penelitian yang bisa diangkat dari sekitar kita
  • Penelitian mahasiswa sering tidak terbimbing dan terkoordinasi dengan baik, dan tidak berdasar kepada core competence dosen (coba terapiResearch-based University?)

Konsep research-based university akan saya jelaskan lengkap di artikel lain, tapi paling tidak unsur-unsur dasarnya adalah seperti dibawah.

  • Lab Penelitian (LP) atau Research Group (RG) adalah unit kerja terkecil di universitas
  • RG fokus ke satu topik utama penelitian (peminatan) yang ditentukan berdasarkan core competence dosen peneliti, contoh:
    • Lab Rekayasa Perangkat Lunak (Software Engineer)
    • Lab Multimedia (Game Technology, Multimedia Interaktif)
    • Lab Jaringan (Network Engineer)
  • RG dipimpin oleh seorang dosen dan memungkinkan beberapa dosen yang memiliki tema yang sama bergabung
  • Pembimbingan langsung oleh dosen dan dilakukan meeting progress report pekanan
  • RG adalah “tempat nongkrong/nginep/kumpul” mahasiswa tahun/semester terakhir dalam tema penelitian yang sama
  • 6-12 bulan terakhir setiap mahasiswa masuk RG sesuai dengan topik penelitian yang diinginkan
  • Penelitian mahasiswa yang sudah baik, diikutkan ke seminar atau conference baik lokal maupun internasional

Siapa yang diuntungkan dengan konsep research-based university?

  1. Siswa: Tidak bingung dan liar dalam menentukan judul penelitian. Juga memiliki pengalaman mengerjakan penelitian yang berkualitas
  2. Dosen: Memiliki tim (anggota RG) untuk mengerjakan project penelitian dan bahkan menyusun materi kuliah. Dosen juga akan terdongkrak jumah publikasi ilmiah (dari bimbingan skripsi mahasiswa)
  3. Universitas: Brand image terangkat, kalau hasil penelitian mau diopen-kan di internet, bisa terdongkrak rangking webometrics dan diakui sebagai research based university

Semua diuntungkan dan saya pikir sudah saatnya kita menuju ke research-based university. Untuk universitas yang masih senang dengan branding untuk mencari kuantitas jumlah mahasiswa, ayo agak sedikit kurangi. Mari arahkan dan alokasikan budget untuk menuju research-based university.

3. BE A TECHNOPRENEUR

Saya mengajak peneliti di dunia universitas dan akademi untuk mencoba menjadi technopreneur. Dengan menjadi technopreneur, kita akan belajar menganalisa kebutuhan pasar, mengerti apa permasalahan dalam membuat produk, memahami dengan baik bagaimana sebuah bisnis bergerak. Kemampuan dan kristalisasi keringat yang kita dapatkan dari menjadi technopreneur akan menjadi shock theraphy yang baik ketika kita melakukan penelitian. Penelitian kita akan juga membumi, mengikuti bagaimana pasar bergerak, dan kita secara tidak sadar juga akan men-drivemahasiswa bimbingan kita untuk mengambil tema penelitian yang dekat dengan industri. Saya pikir tren dan pola pikir seperti ini akan mendekatkan karakter dan mengurangi gap antara university dan industri. Ingat bahwa Jerry Yang, Larry Page dan Sergey Brin juga adalah berlatar belakang akademisi yang kental :) Penelitian Duo-Google, Brin dan Page, tentang software agent alias robot crawler menjadi nafas perusahaan Google, algoritma Page Rank juga adalah hasil penelitian yang dipatenkan atas nama Stanford University.

4. MARKETING YOURSELF

Saya mengajak para civitas akademia untuk mencoba memasarkan hasil penelitian kita, yang sebelumnya didahului dengan personal marketing and branding (marketing yourself). Mengenalkan, memasarkan dan melakukan image branding ini bukan hanya lewat event conference ilmiah, publikasi conference proceedings atau jurnal ilmiah. Tapi juga lewat tulisan populer, lewat tulisan ringan dengan menggunakan bahasa manusia yang baik dan benar, dengan mengandalkan media Internet dan blog sebagai sarana utamanya. Masyarakat dan industri di Indonesia tidak membaca prosiding dan jurnal ilmiah, mari kita sebagai peneliti ikhlash dan mengalah dengan mengurai penelitian kita dalam bahasa sederhana yang mudah dipahami oleh masyarakat. Dengan pahamnya masyarakat dan dunia industri, penelitian kita mungkin dengan mudah bisa mereka serap. Dan khusus untuk industri, siapa tahu ada kebutuhan industri yang ternyata match dengan hasil penelitian kita.



By. Romi Satrio Wahono

Teknik Mempengaruhi Oranglain

Bagaimanapun juga pemahaman terhadap teknik mempengaruhi (influence tactics) orang lain menjadi satu spektrum penting, tidak hanya untuk seorang politikus, tetapi juga untuk para pemimpin baik formal maupun informal, pelatih bola, saleman, dan juga diperlukan bagi para pedjoeang IT yang sedang dalam usaha memperdjoeangan ide-idenya ;) . Usaha mengubah sikap, opini, dan perilaku orang lain (target person) dalam satu kerangka proses yang fitrah, smooth dan tanpa pertentangan, adalah muatan penting dari taktik atau teknik mempengaruhi.

Sebenarnya taktik mempengaruhi orang lain telah diformulasikan oleh banyak pakar dan peneliti, tentu bukan di desain untuk mempengaruhi orang dalam perbuatan kejahatan ;) . Pelakunya diharapkan tetap ada dalam rel kebenaran, dan diimplementasikan ke dalam spektrum berpikir menuju kepemimpinan yang efektif (effective leadership). Misalnya dalam manajemen organisasi, dimana seorang manajer dituntut untuk mengajak seluruh elemen organisasi bersama-sama dalam menyelesaikan permasalahan organisasi, menuju tujuan organisasi yang ingin dicapai. Seorang pelatih dan manajer bola yang memimpin pemain-pemain kelas dunia dan ingin mereka semua bisa bersatu, berdjoeang memenangkan pertandingan.

Beberapa teori dan formulasi tentang taktik atau teknik mempengaruhi telah bermunculan sejak 20 tahun yang lalu (Kipnis-1980; Schriesheim-1990; Yukl-1992, Ferris-1997). Dari perseteruan pendapat yang ada, boleh dikata yang banyak diterapkan dan dimutasikan dalam penelitian lanjutan adalah metode Influence Behavior Questionanaire (IBQ). Suatu metode yang dikembangkan oleh peneliti yang bernama Gary Yukl (1992), professor di University at Albany, Amerika. Metoda IBQ memformulasikan 9 strategi dan teknik mempengaruhi orang lain.

  • Rational Persuasion: Adalah siasat meyakinkan orang lain dengan menggunakan argumen yang logis dan rasional. Seorang dokter yang memberi nasehat kepada pasien yang perokok berat, dengan menjelaskan efek buruk merokok bagi paru-paru dan hasil penelitian yang membuktikan bahwa para perokok lebih rentan menderita penyakit kronis lain. Adalah salah satu contoh rational persuasion ini.

  • Inspiration Appeals Tactics: Adalah siasat dengan meminta ide atau proposal untuk membangkitkan rasa antusias dan semangat dari target person. Contoh nyata penerapannya adalah, seorang menteri yang membawahi departemen komunikasi dan informasi (kominfo), yang membuka kesempatan kepada seluruh komunitas IT untuk membuat proposal dan ide tentang pengembangan e-government di suatu negeri.

  • Consultation Tactics: Terjadi ketika kita meminta target person untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan yang kita agendakan. Misalnya adalah menteri kominfo diatas yang kembali berkonsultasi kepada seluruh komunitas IT di suatu negeri dalam upaya mengajak partisipasi aktif dalam implementasi cetak biru e-government yang telah diproduksi oleh departemennya.

  • Ingratiation Tactics: Adalah suatu siasat dimana kita berusaha untuk membuat senang hati dan tentram target person, sebelum mengajukan permintaan yang sebenarnya. Sendau gurau seorang salesman terhadap langganan, pujian seorang pimpinan terhadap bawahan sebelum memberi tugas baru, ataupun traktiran makan seorang partner bisnis adalah termasuk dalam ingratiation tactics ini.

  • Personal Appeals Tactics: Terjadi ketika kita berusaha mempengaruhi target person dengan landasan hubungan persahabatan, pertemanan atau hal yang bersifat personal lainnya. Kita bisa mengimplementasikannya dengan memulai pembicaraan misalnya dengan, “Budi, saya sebenarnya nggak enak mau ngomong seperti ini, tapi karena kita sudah bersahabat cukup lama dan saya yakin kamu sudah paham mengenai diri saya …”

  • Exchange Tactics: Adalah mirip dengan personal appeal tactics namun sifatnya adalah bukan karena hubungan personal semata, namun lebih banyak karena adanya proses pertukaran pemahaman terhadap kesukaan, kesenangan, hobi, dsb. diantara kita dan target person.

  • Coalition Tactics: Adalah suatu siasat dimana kita berkoalisi dan meminta bantuan pihak lain untuk mempengaruhi target person. Strategi kemenangan karena jumlah pengikut dipakai dalam siasat ini.

  • Pressure Tactics: Terjadi dimana kita mempengaruhi target person dengan peringatan ataupun ancaman yang menekan. Seorang komandan pasukan yang memberi ancaman penurunan pangkat bagi prajuritnya yang mengulangi kesalahan serupa. Adalah contoh implementasi pressure tactics ini.

  • Legitimizing Tactics: Adalah satu siasat dimana kita menggunakan otoritas dan kedudukan kita untuk mempengaruhi target person. Presiden yang meminta seorang menteri untuk menyusun rancangan undang-undang, kepala sekolah yang meminta guru menyusun kurikulum pendidikan adalah beberapa contoh penerapan legitimizing tactics.

Referensi:

  1. Stephen P. Robbins and Mary Coulter, “Management (8th Edition)”, Prentice Hall, January 14, 2004.
  2. G. A. Yukl and J. B. Tracey, “Consequences of Influence Tactics used with Subordinates, Peers, and the Boss”, Journal of Applied Psychology, 77, 525-535, 1992.

Adakah Sistem yang Aman?


computersecurity.pngKetika ada pertanyaan, sebenarnya sistem seperti apa yang disebut benar-benar aman, maka mungkin jawaban yang pas adalah seperti apa yang dikatakan Eugene H. Spafford di bawah:

The only truly secure system is one that is powered off, cast in a block of concrete and sealed in a lead-lined room with armed guards – and even then I have my doubts (Eugene H. Spafford).

Tentu bukan seperti itu yang kita inginkan. Kalau sebuah sistem atau komputer hanya kita matikan, masukkan ke ruangan yang tidak berpintu dan dijaga sepasukan militer, maka tentu sistem atau komputer tersebut tidak ada gunanya lagi bagi kita. Ukuran sebuah sistem yang aman diarahkan ke beberapa parameter dibawah:

  • Sebuah sistem dimana seorang penyerang (intruder) harus mengorbankan banyak waktu, tenaga dan biaya besar dalam rangka penyerangan
  • Resiko yang dikeluarkan penyerang (intruder) tdk sebanding dengan hasil yang diperoleh

Sistem yang aman juga adalah suatu trade-off atau sebuah tarik ulur perimbangan antara keamanan dan biaya (cost). Semakin aman sebuah sistem (tinggi levelnya), maka semakin tinggi biaya yang diperlukan untuk memenuhinya. Karena itu dalam kenyataan, level sistem yang aman boleh dikatakan merupakan level optimal (optimal level) dari keamanan. Artinya titik dimana ada perimbangan antara biaya yang dikeluarkan dan tingkat keamanan yang dibutuhkan. Fenomena ini dijelaskan oleh Thomas Olovsson dengan teori security cost function yang ditulisnya.

Jadi bisa kita simpulkan bahwa kebutuhan keamanan untuk sebuah sistem komputer berbeda-beda, tergantung pada:

  • Aplikasi yang ada didalamnya
  • Nilai dari data yang ada dalam sistem
  • Ketersediaan sumber dana

Tidak mungkin kita memaksakan diri mengamankan sistem secara lengkap apabila ternyata tidak ada data yang penting di dalamnya, tidak aplikasi yang harus dilindungi atau tidak tersedia sumber dana yang cukup untuk mengamankan sebuah sistem. Security cost function ini dalam pelaksanaannya dijabarkan dalam bentuk security policy (kebijakan keamanan), yaitu:

Suatu set aturan yang menetapkan hal-hal apa saja yang diperbolehkan dan apa saja yang dilarang terhadap penggunaan atau pemanfaatan akses pada sebuah sistem selama operasi normal, berdasarkan keseimbangan yg tepat antara biaya proteksi dan resiko yang timbul.

Dari konsep pemikiran diatas, munculah satu cabang ilmu komputer yang membahas khusus tentang keamanan yang disebut dengan computer security (keamanan komputer). Kemanan komputer didefinisikan oleh John D. Howard sebagai:

Computer security is preventing attackers from achieving objectives through unauthorized access or unauthorized use of computers and networks. (John D. Howard)

Kita bisa simpulkan dari berbagai definisi yang ada, keamanan komputer adalah:

  • Suatu usaha pencegahan dan pendeteksian penggunaan komputer secara tidak sah atau tidak diizinkan
  • Usaha melindungi aset dan menjaga privacy dari para cracker yang menyerang

Contoh soal Subnetting dan Cara Mengerjakannya

1. SOAL MENANYAKAN SUBNETMASK DENGAN PERSYARATAN JUMLAH HOST ATAU SUBNET

Soal yang menanyakan subnetmask apa yang sebaiknya digunakan dengan batasan jumlah host atau subnet yang ditentukan dalam soal. Untuk menjawab soal seperti ini kita gunakan rumus menghitung jumlah host per subnet, yaitu 2y – 2, dimana y adalah banyaknya binari 0 pada oktet terakhir subnetmask. Dan apabila yang ditentukan adalah jumlah subnet, kita menggunakan rumus 2x (cara setelah 2005) atau 2x – 2 (cara sebelum 2005), dimana x adalah banyaknya binari 1 pada oktet terakhir subnetmask.

  • Soal: A company is planning to subnet its network for a maximum of 27 hosts. Which subnetmask would provide the needed hosts and leave the fewest unused addresses in each subnet?

    Jawab
    : Karena kebutuhan host adalah 27, kita tinggal masukkan ke rumus 2y– 2, dimana jawabannya tidak boleh kurang dari (atau sama dengan) 27. Jadi2y – 2 >= 27, sehingga nilai y yang tepat adalah 5 (30 host). Sekali lagi karena y adalah banyaknya binari 0 pada oktet terakhir subnetmask, maka kalau kita susun subnetmasknya menjadi 11111111.11111111.11111111.11100000 atau kalau kita desimalkan menjadi255.255.255.224. Itulah jawabannya :)
  • Soal: You have a Class B network ID and need about 450 IP addresses per subnet. What is the best mask for this network?

    Jawab
    : 2y – 2 >= 450. Nilai y yang tepat adalah 9 (510 host). Jadi subnetmasknya adalah: 11111111.11111111.11111110.00000000 atau kalau didesimalkan menjadi 255.255.254.0 (itulah jawabannya! ;) ).
  • subnettighost.jpgSoal: Refer to the exhibit. The internetwork in the exhibit has been assigned the IP address 172.20.0.0. What would be the appropriate subnet mask to maximize the number of networks available for future growth?

    Jawab
    : Cari jumlah host per subnet yang paling besar, jadikan itu rujukan karena kalau kita ambil terkecil ada kemungkinan kebutuhan host yang lebih besar tidak tercukupi. Jadi untuk soal ini 2y – 2 >= 850. Nilai y yang paling tepat adalah 10 (1022 host). Jadi subnetmasknya adalah 11111111.11111111.11111100.00000000 atau 255.255.252.0

2. SOAL MENGIDENTIFIKASI JENIS ALAMAT IP

Soal mengidentifikasi jenis alamat IP bisa kita jawab dengan menghitung blok subnet dan mencari kelipatannya blok subnet yang paling dekat dengan alamat IP yang ditanyakan.

  • Soal: Which type of address is 223.168.17.167/29?

    Jawab
    : Subnetmask dengan CIDR /29 artinya 255.255.255. 248. Blok subnet= 256-248 = 8, alias urutan subnetnya adalah kelipatan 8 yaitu 0, 8, 16, 24, 32, …, 248. Tidak perlu mencari semu subnet (kelipatan blok subnet), yang penting kita cek kelipatan 8 yang paling dekat dengan 167 (sesuai soal), yaitu160 dan 168. Kalau kita susun seperti yang dulu kita lakukan di penghitungan subnetting adalah seperti di bawah. Dari situ ketahuan bahwa 223.168.17.167 adalah alamat broadcast.
  • Subnet

    223.168.17.160223.168.17.168
    Host Pertama223.168.17.161223.168.17.169
    Host Terakhir223.168.17.166223.168.17.174
    Broadcast223.168.17.167223.168.17.175

3. SOAL MENGIDENTIFIKASI KESALAHAN SETTING JARINGAN

Teknik mengerjakan soal yang berhubungan dengan kesalahan setting jaringan adalah kita harus menganalisa alamat IP, gateway dan netmasknya apakah sudah bener. Sudah benar ini artinya:

  1. Apakah subnetmask yang digunakan di host dan di router sudah sama
  2. Apakah alamat IP tersebut masuk diantara host pertama dan terakhir. Perlu dicatat bahwa alamat subnet dan broadcast tidak bisa digunakan untuk alamat IP host
  3. Biasanya alamat host pertama digunakan untuk alamat IP di router untuk subnet tersebut
  • subnettingidentifikasi.jpgSoal: Host A is connected to the LAN, but it cannot connect to the Internet. The host configuration is shown in the exhibit. What are the two problems with this configuration?
  • Jawab: CIDR /27 artinya netmask yang digunakan adalah 255.255.255.224. Dari sini kita tahu bahwa isian netmask di host adalah berbeda, jadi salah setting di netmask. Yang kedua blok subnet = 256-224 = 32, jadi subnetnya adalah kelipatan 32 (0, 32, 64, 86, 128, …, 224). Artinya di bawah Router 1, masuk di subnet 198.18.166.32. Alamat gateway sudah benar, karena biasa digunakan alamat host pertama. Hanya alamat IP hostnya salah karena 198.18.166.65 masuk di alamat subnet 198.18.166.64 dan bukan 198.18.166.32.

4. SOAL MENGIDENTIFIKASI ALAMAT SUBNET DAN HOST YANG VALID

Termasuk jenis soal yang paling banyak keluar, baik di ujian CCNA akademi (CNAP) atau CCNA 604-801. Teknik mengerjakan soal yang menanyakan alamat subnet dan host yang valid dari suatu subnetmask adalah dimulai dengan mencari blok subnetnya, menyusun alamat subnet, host pertama, host terakhir dan broadcastnya, serta yang terakhir mencocokkan susunan alamat tersebut dengan soal ataupun jawaban yang dipilih.

  • Soal: What is the subnetwork number of a host with an IP address of 172.16.66.0/21?Jawab: CIDR /21 berarti 255.255.248.0. Blok subnet = 256- 248 = 8, netmasknya adalah kelipatan 8 (0, 8, 16, 24, 32, 40, 48, …, 248) dan karena ini adalah alamat IP kelas B, blok subnet kita “goyang” di oktet ke 3. Tidak perlu kita list semuanya, kita hanya perlu cari kelipatan 8 yang paling dekat dengan 66 (sesuai dengan soal), yaitu 64 dan 72. Jadi susunan alamat IP khusus untuk subnet 172.16.64.0 dan 172.16.72.0 adalah seperti di bawah. Jadi pertanyaan bisa dijawab bahwa 172.16.66.0 itu masuk di subnet172.16.64.0
  • Subnet

    172.16.64.0172.16.72.0
    Host Pertama172.16.64.1172.16.72.1
    Host Terakhir172.16.71.254172.16.79.254
    Broadcast172.16.71.255172.16.79.255
  • Soal: What is the subnetwork address for a host with the IP address 200.10.5.68/28?Jawab: CIDR /28 berarti 255.255.255.240. Blok subnet = 256-240 = 16, netmasknya adalah kelipatan 16 (0, 16, 32, 48, 64, 80 …, 240). Kelipatan 16 yang paling dekat dengan 68 (sesuai soal) adalah 64 dan 80. Jadi alamat IP 200.10.5.68 masuk di alamat subnet 200.10.5.64.

    Subnet

    200.10.5.64200.10.5.80
    Host Pertama200.10.5.65200.10.5.81
    Host Terakhir200.10.5.78200.10.5.94
    Broadcast200.10.5.79200.10.5.95

5. SOAL-SOAL LAIN YANG UNIK

Selain 4 pola soal diatas, kadang muncul soal yang cukup unik, sepertinya sulit meskipun sebenarnya mudah. Saya coba sajikan secara bertahap soal-soal tersebut di sini, sambil saya analisa lagi soal-soal subnetting yang lain lagi :)

  • Soal: Which combination of network id and subnet mask correctly identifies all IP addresses from 172.16.128.0 through 172.16.159.255?Jawab: Teknik paling mudah mengerjakan soal diatas adalah dengan menganggap 172.16.128.0 dan 172.16.159.255 adalah satu blok subnet. Jadi kalau kita gambarkan seperti di bawah:

Subnet

172.16.128.0
Host Pertama
Host Terakhir
Broadcast172.16.159.255
    Dari sini berarti kita bisa lihat bahwa alamat subnet berikutnya pasti172.16.160.0, karena rumus alamat broadcast adalah satu alamat sebelum alamat subnet berikutnya. Nah sekarang jadi ketahuan blok subnetnya adalah 160-128 = 32 (kelipatan 32), terus otomatis juga ketahuan subnetmasknya karena rumus blok subnet adalah 256-oktet terakhir netmask. Artinya subnetmasknya adalah 255.255.224.0. Kok tahu kalau letak 224 di oktet ketiga? Ya karena yang kita kurangi (“goyang”) tadi adalah oktet ketiga.

Subnet

172.16.128.0172.16.160.0
Host Pertama
Host Terakhir
Broadcast172.16.159.255

Penghitungan Subnetting


subnetrouter2.JPGPenghitungan subnetting bisa dilakukan dengan dua cara, cara binary yang relatif lambat dan cara khusus yang lebih cepat. Pada hakekatnya semua pertanyaan tentang subnetting akan berkisar di empat masalah: Jumlah Subnet, Jumlah Host per Subnet, Blok Subnet, dan Alamat Host- Broadcast.

Penulisan IP address umumnya adalah dengan 192.168.1.2. Namun adakalanya ditulis dengan 192.168.1.2/24, apa ini artinya? Artinya bahwa IP address 192.168.1.2 dengan subnet mask 255.255.255.0. Lho kok bisa seperti itu? Ya, /24 diambil dari penghitungan bahwa 24 bit subnet mask diselubung dengan binari 1. Atau dengan kata lain, subnet masknya adalah: 11111111.11111111.11111111.00000000 (255.255.255.0). Konsep ini yang disebut dengan CIDR (Classless Inter-Domain Routing) yang diperkenalkan pertama kali tahun 1992 oleh IEFT.

Pertanyaan berikutnya adalah Subnet Mask berapa saja yang bisa digunakan untuk melakukan subnetting? Ini terjawab dengan tabel di bawah:

Subnet MaskNilai CIDR
255.128.0.0/9
255.192.0.0/10
255.224.0.0/11
255.240.0.0/12
255.248.0.0/13
255.252.0.0/14
255.254.0.0/15
255.255.0.0/16
255.255.128.0/17
255.255.192.0/18
255.255.224.0/19
Subnet MaskNilai CIDR
255.255.240.0/20
255.255.248.0/21
255.255.252.0/22
255.255.254.0/23
255.255.255.0/24
255.255.255.128/25
255.255.255.192/26
255.255.255.224/27
255.255.255.240/28
255.255.255.248/29
255.255.255.252/30

SUBNETTING PADA IP ADDRESS CLASS C

Ok, sekarang mari langsung latihan saja. Subnetting seperti apa yang terjadi dengan sebuah NETWORK ADDRESS 192.168.1.0/26 ?

Analisa: 192.168.1.0 berarti kelas C dengan Subnet Mask /26 berarti 11111111.11111111.11111111.11000000 (255.255.255.192).

Penghitungan: Seperti sudah saya sebutkan sebelumnya semua pertanyaan tentang subnetting akan berpusat di 4 hal, jumlah subnet, jumlah host per subnet, blok subnet, alamat host dan broadcast yang valid. Jadi kita selesaikan dengan urutan seperti itu:

  1. Jumlah Subnet = 2x, dimana x adalah banyaknya binari 1 pada oktet terakhir subnet mask (2 oktet terakhir untuk kelas B, dan 3 oktet terakhir untuk kelas A). Jadi Jumlah Subnet adalah 22 = 4 subnet
  2. Jumlah Host per Subnet = 2y – 2, dimana y adalah adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya binari 0 pada oktet terakhir subnet. Jadi jumlah host per subnet adalah 26 – 2 = 62 host
  3. Blok Subnet = 256 – 192 (nilai oktet terakhir subnet mask) = 64. Subnet berikutnya adalah 64 + 64 = 128, dan 128+64=192. Jadi subnet lengkapnya adalah 0, 64, 128, 192.
  4. Bagaimana dengan alamat host dan broadcast yang valid? Kita langsung buat tabelnya. Sebagai catatan, host pertama adalah 1 angka setelah subnet, dan broadcast adalah 1 angka sebelum subnet berikutnya.
  5. Subnet
    192.168.1.0
    192.168.1.64
    192.168.1.128
    192.168.1.192
    Host Pertama
    192.168.1.1
    192.168.1.65
    192.168.1.129
    192.168.1.193
    Host Terakhir
    192.168.1.62
    192.168.1.126
    192.168.1.190
    192.168.1.254
    Broadcast
    192.168.1.63
    192.168.1.127
    192.168.1.191
    192.168.1.255

Kita sudah selesaikan subnetting untuk IP address Class C. Dan kita bisa melanjutkan lagi untuk subnet mask yang lain, dengan konsep dan teknik yang sama. Subnet mask yang bisa digunakan untuk subnetting class C adalah seperti di bawah. Silakan anda coba menghitung seperti cara diatas untuk subnetmask lainnya.

Subnet MaskNilai CIDR
255.255.255.128/25
255.255.255.192/26
255.255.255.224/27
255.255.255.240/28
255.255.255.248/29
255.255.255.252/30

SUBNETTING PADA IP ADDRESS CLASS B

Berikutnya kita akan mencoba melakukan subnetting untuk IP address class B. Pertama, subnet mask yang bisa digunakan untuk subnetting class B adalah seperti dibawah. Sengaja saya pisahkan jadi dua, blok sebelah kiri dan kanan karena masing-masing berbeda teknik terutama untuk oktet yang “dimainkan” berdasarkan blok subnetnya. CIDR /17 sampai /24 caranya sama persis dengan subnetting Class C, hanya blok subnetnya kita masukkan langsung ke oktet ketiga, bukan seperti Class C yang “dimainkan” di oktet keempat. Sedangkan CIDR /25 sampai /30 (kelipatan) blok subnet kita “mainkan” di oktet keempat, tapi setelah selesai oktet ketiga berjalan maju (coeunter) dari 0, 1, 2, 3, dst.

Subnet MaskNilai CIDR
255.255.128.0/17
255.255.192.0/18
255.255.224.0/19
255.255.240.0/20
255.255.248.0/21
255.255.252.0/22
255.255.254.0/23
255.255.255.0/24
Subnet MaskNilai CIDR
255.255.255.128/25
255.255.255.192/26
255.255.255.224/27
255.255.255.240/28
255.255.255.248/29
255.255.255.252/30

Ok, kita coba dua soal untuk kedua teknik subnetting untuk Class B. Kita mulai dari yang menggunakan subnetmask dengan CIDR /17 sampai /24. Contoh network address 172.16.0.0/18.

Analisa: 172.16.0.0 berarti kelas B, dengan Subnet Mask /18 berarti 11111111.11111111.11000000.00000000 (255.255.192.0).

Penghitungan:

  1. Jumlah Subnet = 2x, dimana x adalah banyaknya binari 1 pada 2 oktet terakhir. Jadi Jumlah Subnet adalah 22 = 4 subnet
  2. Jumlah Host per Subnet = 2y – 2, dimana y adalah adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya binari 0 pada 2 oktet terakhir. Jadi jumlah host per subnet adalah 214 – 2 = 16.382 host
  3. Blok Subnet = 256 – 192 = 64. Subnet berikutnya adalah 64 + 64 = 128, dan 128+64=192. Jadi subnet lengkapnya adalah 0, 64, 128, 192.
  4. Alamat host dan broadcast yang valid?
  5. Subnet

    172.16.0.0
    172.16.64.0
    172.16.128.0
    172.16.192.0
    Host Pertama
    172.16.0.1
    172.16.64.1
    172.16.128.1
    172.16.192.1
    Host Terakhir
    172.16.63.254
    172.16.127.254
    172.16.191.254
    172.16.255.254
    Broadcast
    172.16.63.255
    172.16.127.255
    172.16.191.255
    172.16..255.255

Berikutnya kita coba satu lagi untuk Class B khususnya untuk yang menggunakan subnetmask CIDR /25 sampai /30. Contoh network address 172.16.0.0/25.

Analisa: 172.16.0.0 berarti kelas B, dengan Subnet Mask /25 berarti 11111111.11111111.11111111.10000000 (255.255.255.128).

Penghitungan:

  1. Jumlah Subnet = 29 = 512 subnet
  2. Jumlah Host per Subnet = 27 – 2 = 126 host
  3. Blok Subnet = 256 – 128 = 128. Jadi lengkapnya adalah (0, 128)
  4. Alamat host dan broadcast yang valid?

Subnet

172.16.0.0172.16.0.128172.16.1.0172.16.255.128
Host Pertama172.16.0.1172.16.0.129172.16.1.1172.16.255.129
Host Terakhir172.16.0.126172.16.0.254172.16.1.126172.16.255.254
Broadcast172.16.0.127172.16.0.255172.16.1.127172.16.255.255

Masih bingung juga? Ok sebelum masuk ke Class A, coba ulangi lagi dari Class C, dan baca pelan-pelan ;)

SUBNETTING PADA IP ADDRESS CLASS A

Kalau sudah mantab dan paham, kita lanjut ke Class A. Konsepnya semua sama saja. Perbedaannya adalah di OKTET mana kita mainkan blok subnet. Kalau Class C di oktet ke 4 (terakhir), kelas B di Oktet 3 dan 4 (2 oktet terakhir), kalau Class A di oktet 2, 3 dan 4 (3 oktet terakhir). Kemudian subnet mask yang bisa digunakan untuk subnetting class A adalah semua subnet mask dari CIDR /8 sampai /30.

Kita coba latihan untuk network address 10.0.0.0/16.

Analisa: 10.0.0.0 berarti kelas A, dengan Subnet Mask /16 berarti 11111111.11111111.00000000.00000000 (255.255.0.0).

Penghitungan:

  1. Jumlah Subnet = 28 = 256 subnet
  2. Jumlah Host per Subnet = 216 – 2 = 65534 host
  3. Blok Subnet = 256 – 255 = 1. Jadi subnet lengkapnya: 0,1,2,3,4, etc.
  4. Alamat host dan broadcast yang valid?

Subnet

10.0.0.010.1.0.010.254.0.010.255.0.0
Host Pertama10.0.0.110.1.0.110.254.0.110.255.0.1
Host Terakhir10.0.255.25410.1.255.25410.254.255.25410.255.255.254
Broadcast10.0.255.25510.1.255.25510.254.255.25510.255.255.255

Mudah-mudahan sudah setelah anda membaca paragraf terakhir ini, anda sudah memahami penghitungan subnetting dengan baik. Kalaupun belum paham juga, anda ulangi terus artikel ini pelan-pelan dari atas. Untuk teknik hapalan subnetting yang lebih cepat, tunggu di artikel berikutnya ;)

Catatan: Semua penghitungan subnet diatas berasumsikan bahwa IP Subnet-Zeroes (dan IP Subnet-Ones) dihitung secara default. Buku versi terbaru Todd Lamle dan juga CCNA setelah 2005 sudah mengakomodasi masalah IP Subnet-Zeroes (dan IP Subnet-Ones) ini. CCNA pre-2005 tidak memasukkannya secara default (meskipun di kenyataan kita bisa mengaktifkannya dengan command ip subnet-zeroes), sehingga mungkin dalam beberapa buku tentang CCNA serta soal-soal test CNAP, anda masih menemukan rumus penghitungan Jumlah Subnet = 2x – 2

Tahap berikutnya adalah silakan download dan kerjakan soal latihan subnetting. Jangan lupa mengikuti artikel tentang Teknik Mengerjakan Soal Subnetting untuk memperkuat pemahaman anda dan meningkatkan kemampuan dalam mengerjakan soal dalam waktu terbatas.

REFERENSI

  1. Todd Lamle, CCNA Study Guide 5th Edition, Sybex, 2005.
  2. Module CCNA 1 Chapter 9-10, Cisco Networking Academy Program (CNAP), Cisco Systems.
  3. Hendra Wijaya, Cisco Router, Elex Media Komputindo, 2004.

Konsep Subnetting


subnetrouter.JPGSubnetting adalah termasuk materi yang banyak keluar di ujian CCNA dengan berbagai variasi soal. Juga menjadi momok bagi student atau instruktur yang sedang menyelesaikan kurikulum CCNA 1 program CNAP (Cisco Networking Academy Program). Untuk menjelaskan tentang subnetting, saya biasanya menggunakan beberapa ilustrasi dan analogi yang sudah kita kenal di sekitar kita. Artikel ini sengaja saya tulis untuk rekan-rekan yang sedang belajar jaringan, yang mempersiapkan diri mengikuti ujian CCNA, dan yang sedang mengikuti pelatihan CCNA 1.Setelah selesai membaca ini, silakan lanjutkan dengan artikel Penghitungan Subnetting, Siapa Takut?.

Sebenarnya subnetting itu apa dan kenapa harus dilakukan? Pertanyaan ini bisa dijawab dengan analogi sebuah jalan. Jalan bernama Gatot Subroto terdiri dari beberapa rumah bernomor 01-08, dengan rumah nomor 08 adalah rumah Ketua RT yang memiliki tugas mengumumkan informasi apapun kepada seluruh rumah di wilayah Jl. Gatot Subroto.

jalan.jpg

Ketika rumah di wilayah itu makin banyak, tentu kemungkinan menimbulkan keruwetan dan kemacetan. Karena itulah kemudian diadakan pengaturan lagi, dibuat gang-gang, rumah yang masuk ke gang diberi nomor rumah baru, masing-masing gang ada Ketua RTnya sendiri-sendiri. Sehingga ini akan memecahkan kemacetan, efiesiensi dan optimalisasi transportasi, serta setiap gang memiliki previledge sendiri-sendiri dalam mengelola wilayahnya. Jadilah gambar wilayah baru seperti di bawah:

gang.jpg

Konsep seperti inilah sebenarnya konsep subnetting itu. Disatu sisi ingin mempermudah pengelolaan, misalnya suatu kantor ingin membagi kerja menjadi 3 divisi dengan masing-masing divisi memiliki 15 komputer (host). Disisi lain juga untuk optimalisasi dan efisiensi kerja jaringan, karena jalur lalu lintas tidak terpusat di satu network besar, tapi terbagi ke beberapa ruas-ruas gang. Yang pertama analogi Jl Gatot Subroto dengan rumah disekitarnya dapat diterapkan untuk jaringan adalah seperti NETWORK ADDRESS (nama jalan) dan HOST ADDRESS (nomer rumah). Sedangkan Ketua RT diperankan oleh BROADCAST ADDRESS (192.168.1.255), yang bertugas mengirimkan message ke semua host yang ada di network tersebut.

network.jpg

Masih mengikuti analogi jalan diatas, kita terapkan ke subnetting jaringan adalah seperti gambar di bawah. Gang adalah SUBNET, masing-masing subnet memiliki HOST ADDRESS dan BROADCAST ADDRESS.

subnet.jpg

Terus apa itu SUBNET MASK? Subnetmask digunakan untuk membaca bagaimana kita membagi jalan dan gang, atau membagi network dan hostnya. Address mana saja yang berfungsi sebagai SUBNET, mana yang HOST dan mana yang BROADCAST. Semua itu bisa kita ketahui dari SUBNET MASKnya. Jl Gatot Subroto tanpa gang yang saya tampilkan di awal bisa dipahami sebagai menggunakan SUBNET MASK DEFAULT, atau dengan kata lain bisa disebut juga bahwa Network tersebut tidak memiliki subnet (Jalan tanpa Gang). SUBNET MASK DEFAULT ini untuk masing-masing Class IP Address adalah sbb:

CLASSOKTET PERTAMASUBNET MAS DEFAULTPRIVATE ADDRESS
A1-127255.0.0.010.0.0.0-10.255.255.255
B128-191255.255.0.0172.16.0.0-172.31.255.255
C192-223255.255.255.0192.168.0.0-192.168.255.255

Sertifikasi IT/CISCO


Pentingnya Sertifikasi IT

Banyak alasan untuk mendapatkan sertifikasi IT (Information Technology). Hal utama adalah sertifikasi di bidang Teknologi Informasi dan Telekomunikasi memberikan kredibilitas bagi pemegangnya. Sertifikasi IT menunjukkan para Professional Teknologi Informasi memiliki pengetahuan dan kompetensi yang dapat dibuktikan. Sertifikasi IT juga memberikan keunggulan bersaing bagi perusahaan, khususnya dalam pasar global karena kemampuan dan pengetahuan Profesional Teknologi Informasi dan Telekomunikasi telah diuji dan didokumentasikan.

Nilai Sertifikasi IT untuk Peningkatan Bisnis Perusahaan

A. Selaras dengan Tujuan Bisnis Perusahaan
1. Memberikan keunggulan bersaing yang nyata.
2. Memberikan pelayanan pada tingkat yang lebih tinggi.
3. Meningkatkan produktivitas kerja.
4. Meningkatkan kemampuan sumber daya manusia yang lebih lengkap.
5. Meningkatkan kredibilitas terhadap mitra bisnis dan pelanggan.
6. Memberikan dampak terukur untuk efisensi dan keuntungan bisnis.
7. Menjadi tujuan penting bagi bisnis perusahaan.

B. Alat yang penting untuk mempertahankan dan mendapatkan SDM bidang ICT
1. SDM yang memiliki sertifikasi IT lebih loyal dan kurang suka berganti pekerjaan.
2. Sertifikasi IT adalah suatu cara untuk mempertahankan SDM berkompetensi.
3. Berfungsi sebagai pembeda tingkat kemampuan antara staff senior dan staff baru.
4. Berfungsi sebagai skala pembanding untuk kemampuan teknis.
5. Sertifikasi IT memungkinkan pemilihan yang lebih baik dalam proses rekruitmen.
6. Memberikan perusahaan sebuah standar kemampuan yang konsisten.
7. SDM yang memiliki sertifikasi mampu melakukan fungsi pekerjaan dengan baik.

** Sumber : IDC Research, Certification Magazine Salary Survey 2002,
IT Skills Research 2002

Siapakah yang Memerlukan Sertifikasi IT?

ciscocert.gif

Beberapa bidang pekerjaan tertentu mensyaratkan kualifikasi dan kompetensi dalam menjalankan prosesnya. Permasalahannya adalah bagaimana employer dapat mengetahui bahwa SDM yang dicarinya berkualitas tanpa perlu ia membuang waktu dan tenaga untuk menguji satu-persatu calon karyawannya. Agar lebih jelas dibawah ini adalah mereka yang memerlukan sertifikasi IT :

1. Profesional ICT (operator, administrator, developer, engineer, specialist).
2. Akademisi ICT (trainer, lecturer, instructor and teacher).
3. Manager dan Supervisor ICT.
4. Semua pihak yang terlibat dalam pengembangan TI dan telekomunikasi.


Di era modern ini keunggulan terbagi ke dalam keunggulan Defacto dan Dejure, dua keunggulan itu harus secara paralel kita raih. Kita tidak bisa bergantung hanya dari satu keunggulan untuk bertahan hidup di dunia IT yang semakin keras. Keunggulan dejure dapat kita raih tidak hanya dengan degree (gelar akademis s1, s2, s3), tetapi juga melalui sertifikasi (certification) atau sering disebut juga dengan sertifikasi industri (industrial certification), yang lebih fokus ke suatu bidang. Sertifikasi secara umum bisa kita bagi menjadi dua, yang dikeluarkan oleh vendor (Cisco, Microsoft, Redhat, dsb) dan yang non-vendor (LPI, PMP, dsb).
ciscologo.gifSeperti juga Jepang dengan sertifikasi non-vendor yang terkenal dengan sebutan Joho Shori Shiken, Indonesia juga sudah mulai menggeliat dengan sertifikasi lokal yang digarap oleh Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP). Banyak yang harus kita kupas tentang sertifikasi ini termasuk seluk beluknya, persyaratan, materi yang diujikan, dimana tempat uji sertifikasinya, dsb. Karena itu saya coba menurunkan Seri Mahir Sertifikasi yang akan membahas berbagai sertifikasi yang ada di dunia dan Indonesia. Kali ini saya akan mulai dari seri sertifikasi Cisco, yaitu CCNA.
cisco1.jpgCisco Certified Network Associate (CCNA) adalah salah satu pondasi penting dalam seri sertifikasi networking yang dikeluarkan oleh Cisco Systems. Level sertifikasi di Cisco setelah CCNA, terdapat CCNP (Cisco Certified Network Professional) dan CCIP (Cisco Certified Internetwork Professional), serta yang paling puncak adalah CCIE (Cisco Certified Internetwork Expert). Seorang bersertifikat CCNA memiliki ilmu pengetahuan dan kemampuan untuk instalasi, konfigurasi, mengoperasikan dan memecahkan permasalahan (troubleshooting) pada LAN, WAN dan layanan dial access untuk network kecil (dibawah 100 node), termasuk didalamnya penggunaan protokol seperti: IP, IGRP, Serial, Frame Relay, IP RIP, VLAN, RIP, Ethernet, Access Lists.
Untuk mendapatkan sertifikasi CCNA bisa dilakukan dengan dua cara:
  1. Lulus ujian INTRO 640-821 (Introduction to Cisco Networking Technologies) danICND 640-811 (Interconnecting Cisco Networking Devices)
  2. Lulus ujian CCNA 640-801
Umur sertifikasi CCNA adalah tiga tahun, dan kita untuk memperpanjangnya kita bisa dengan mengikuti ujian CCNA 640-801 atau ICND 640-811. Ujian sertifikasi CCNA 640-801 dengan waktu ujian 90 menit untuk menyelesaikan 55-65 soal ujian. Ujian tersedia dalam bahasa Inggris dan Jepang. Kita bisa mengambil ujian CCNA 640-801, di tempat uji sertifikasi di seluruh Indonesia yang memperoleh pengakuan dariPearson VUE atau Prometric. Bentuk soal ujian dapat berupa:
  • Multiple-choice single answer
  • Multiple-choice multiple answer
  • Drag-and-drop
  • Fill-in-the-blank
  • Testlet
  • Simlet
  • Simulations
Materi yang diujikan terbagi menjadi empat tema, dengan subtema lengkap seperti berikut:
1. Planning & Designing
  • Design a simple LAN using Cisco Technology
  • Design an IP addressing scheme to meet design requirements
  • Select an appropriate routing protocol based on user requirements
  • Design a simple internetwork using Cisco technology
  • Develop an access list to meet user specifications
  • Choose WAN services to meet customer requirements
2. Implementation & Operation
  • Configure routing protocols given user requirements
  • Configure IP addresses, subnet masks, and gateway addresses on routers and hosts
  • Configure a router for additional administrative functionality
  • Configure a switch with VLANS and inter-switch communication
3. Implement a LAN
  • Customize a switch configuration to meet specified network requirements
  • Manage system image and device configuration files
  • Perform an initial configuration on a router
  • Perform an initial configuration on a switch
  • Implement access lists
  • Implement simple WAN protocols
4. Troubleshooting
  • Utilize the OSI model as a guide for systematic network troubleshooting
  • Perform LAN and VLAN troubleshooting
  • Troubleshoot routing protocols
  • Troubleshoot IP addressing and host configuration
  • Troubleshoot a device as part of a working network
  • Troubleshoot an access list
  • Perform simple WAN troubleshooting
5. Technology
  • Describe network communications using layered models
  • Describe the Spanning Tree process
  • Compare and contrast key characteristics of LAN environments
  • Evaluate the characteristics of routing protocols
  • Evaluate TCP/IP communication process and its associated protocols
  • Describe the components of network devices
  • Evaluate rules for packet control
  • Evaluate key characteristics of WANs
Pelatihan apa yang harus saya ikuti sebagai persiapan untuk ujian CCNA? Ada tiga jenis pelatihan yang bisa anda pilih dan ikuti untuk mempersiapkan diri dalam ujian mendapatkan sertifikasi CCNA.
  1. Mengikuti pelatihan persiapan ujian CCNA 640-801 dari lembaga-lembaga pelatihan yang mengadakan
  2. Mengikuti pelatihan persiapan ujian INTRO 640-821 dan ICND 640-811
  3. Mengikuti pelatihan CCNA (semester 1-4) sesuai dengan kurikulum Cisco Networking Academy Program (CNAP). Jalur ini sering disebut dengan jalur akademi, pemahaman lebih komprehensif dan ilmu yang didapat relatif lebih matang. Permasalahannya mungkin adalah waktu belajar relatif lebih lama. Hubungi Local Academy (LA) Cisco di wilayah anda untuk mengikuti program pelatihan CNAP.

Cisco Certified Design Associate (CCDA)

Sertifikat ini sebenarnya dikhususkan untuk sertifikasi dibidang design infrastruktur sebuah jaringan komputer dengan sekala jaraingan komputer untuk LAN sampai WAN. Untuk mendapatkannya ada tinggal request untuk ujian 640-863 DESGN. Materi yang harus dikuasai adalah :
Describe the Methodology used to design a network
  • Describe the Cisco Service-Oriented Network Architecture
  • Identify Network Requirements to Support the Organization
  • Characterize an existing network
  • Describe the top down approach to network design
  • Describe Network Management Protocols and Features
Describe network structure and modularity
  • Describe the Network Hierarchy
  • Describe the Modular Approach in Network Design
  • Describe the Cisco Enterprise Architecture
Design Basic Enterprise Campus Networks
  • Describe Campus Design considerations
  • Design the Enterprise Campus Network
  • Design the enterprise data center
Design Enterprise Edge and Remote Network Modules
  • Describe the Enterprise Edge, branch, and Teleworker design characteristics
  • Describe the functional components of the central site Enterprise Edge
  • Describe WAN connectivity between two campuses
  • Design the branch office WAN solutions
  • Describe Access Network solutions for a Teleworker
  • Design the WAN to support selected redundancy methodology
  • Identify Design Considerations for a Remote Data Center
Design IP Addressing and Routing Protocols
  • Describe IPv4 & IPv6 Addressing
  • Identify Routing Protocol Considerations in an Enterprise Network
  • Design a Routing Protocol Deployment
  • Design a Routing Protocol Deployment–merged with 5.3
Design security services
  • Describe the security lifecycle
  • Identify Cisco technologies to mitigate security vulnerabilities
  • Select appropriate Cisco security solutions and deployment placement
Identify voice networking considerations
  • Describe Traditional Voice Architectures and Features
  • Describe Cisco IP Telephony
  • Identify the design considerations for voice services
Identify wireless networking considerations
  • Describe Cisco Unified Wireless Network Architectures and Features
  • Design wireless network using controllers
  • Design wireless network using roaming
Cisco Certified Entry Networking Technician (CCENT)
Sertifikat ini memang kurang tenar karena memang ini khusus banar-benar untuk seorang teknikal support. Kemampuan yang dimiliki untuk sorang teknisi yang bisa instalasi, mengoprasikan dan troubleshooting jaringan komputer. Untuk mendapatkan sertifikat ini cukup dengan mengorbankan uang seniali $ 100 untuk ujian 640-822 ICND1 ( Interconnecting Cisco Networking Devices Part 1) , Materinya yang saya dapat dari situs cisco meliputi:
Describe the operation of data networks.
  • Describe the purpose and functions of various network devices
  • Select the components required to meet a given network specification
  • Use the OSI and TCP/IP models and their associated protocols to explain how data flows in a network
  • Describe common networking applications including web applications
  • Describe the purpose and basic operation of the protocols in the OSI and TCP models
  • Describe the impact of applications (Voice Over IP and Video Over IP) on a network
  • Interpret network diagrams
  • Determine the path between two hosts across a network
  • Describe the components required for network and Internet communications
  • Identify and correct common network problems at layers 1, 2, 3 and 7 using a layered model approach
  • Differentiate between LAN/WAN operation and features
Implement a small switched network
  • Select the appropriate media, cables, ports, and connectors to connect switches to other network devices and hosts
  • Explain the technology and media access control method for Ethernet technologies
  • Explain network segmentation and basic traffic management concepts
  • Explain the operation of Cisco switches and basic switching concepts
  • Perform, save and verify initial switch configuration tasks including remote access management
  • Verify network status and switch operation using basic utilities (including: ping, traceroute,telnet,SSH,arp, ipconfig), SHOW & DEBUG commands
  • Implement and verify basic security for a switch (port security, deactivate ports)
  • Identify, prescribe, and resolve common switched network media issues, configuration issues, autonegotiation, and switch hardware failures
Implement an IP addressing scheme and IP services to meet network requirements for a small branch office
  • Describe the need and role of addressing in a network
  • ” Create and apply an addressing scheme to a network
  • Assign and verify valid IP addresses to hosts, servers, and networking devices in a LAN environment
  • Explain the basic uses and operation of NAT in a small network connecting to one ISP
  • Describe and verify DNS operation
  • Describe the operation and benefits of using private and public IP addressing
  • Enable NAT for a small network with a single ISP and connection using SDM and verify operation using CLI and ping
  • Configure, verify and troubleshoot DHCP and DNS operation on a router.(including: CLI/SDM)
  • Implement static and dynamic addressing services for hosts in a LAN environment
  • Identify and correct IP addressing issues
Implement a small routed network
  • Describe basic routing concepts (including: packet forwarding, router lookup process)
  • Describe the operation of Cisco routers (including: router bootup process, POST, router components)
  • Select the appropriate media, cables, ports, and connectors to connect routers to other network devices and hosts
  • Configure, verify, and troubleshoot RIPv2
  • Access and utilize the router CLI to set basic parameters
  • Connect, configure, and verify operation status of a device interface
  • Verify device configuration and network connectivity using ping, traceroute, telnet, SSH or other utilities
  • Perform and verify routing configuration tasks for a static or default route given specific routing requirements
  • Manage IOS configuration files (including: save, edit, upgrade, restore)
  • Manage Cisco IOS
  • Implement password and physical security
  • Verify network status and router operation using basic utilities (including: ping, traceroute,telnet,SSH,arp, ipconfig), SHOW & DEBUG commands
Explain and select the appropriate administrative tasks required for a WLAN
  • Describe standards associated with wireless media (including: IEEE WI-FI Alliance, ITU/FCC)
  • Identify and describe the purpose of the components in a small wireless network. (including: SSID, BSS, ESS)
  • Identify the basic parameters to configure on a wireless network to ensure that devices connect to the correct access point
  • Compare and contrast wireless security features and capabilities of WPA security (including: open, WEP, WPA-1/2)
  • Identify common issues with implementing wireless networks
Identify security threats to a network and describe general methods to mitigate those threats
  • Explain today’s increasing network security threats and the need to implement a comprehensive security policy to mitigate the threats
  • Explain general methods to mitigate common security threats to network devices, hosts, and applications
  • Describe the functions of common security appliances and applications
  • Describe security recommended practices including initial steps to secure network devices
Implement and verify WAN links
  • Describe different methods for connecting to a WAN
  • Configure and verify a basic WAN serial connection
CCNA ( Cisco Certified Network Associate )
CCNA, dibanding dengan sertifkasi lain di level associate, CCNA adalah yang paling banyak dicari terlebih dinegara berkembang yang memiliki infrastrukture jaringan komunikasi yang harus banyak diperbaiki maka orang CCNA lah yang banyak dibutuhkan. Sertifkasi CCNA adalah sertifkasi dasar untuk melanjutkan ke Sertifkasi Cisco yang lain.
Untuk mendapatkan sertifkasi CCNA ada dua jalur:
1. Ujian CCNA series 640-802 dengan modal $150, lulus ujian ini maka kita berhak mendapatkan CCNA. Untuk lulus score Anda harus diatas 825. Atau
2. Ujian ICND 1 dan ICND 2 dengan modal untuk masing-masing $100 atau total $200, Lulus kedua ujian ini maka kita berhak mendapatkan CCNA.
Lebih lengkapnya klik http://www.cisco.com/web/learning/le3/current_exams/640-802.html


Penyelenggara
VUE Authorized Test Center

Merupakan salah satu penyelenggara training IT yang juga merupakan VUE Authorized Test Center di Indonesia. Dengan kata lain kami memiliki kemampuan secara mandiri untuk menyelenggarakan ujian sertifikasi internasional dari berbagai vendor IT terkemuka seperti Cisco, CompTIA, Novel, Sun, dsb. Tidak semua lembaga training IT memiliki lisensi untuk mengadakan ujian sertifikasi internasional, bahkan banyak lembaga training IT yang bekerjasama dengan kami melaksanakan ujian sertifikasi internasional bagi peserta training yang mengikuti training mereka.
Telah ditunjuk sebagai VUE Authorized Test Center sejak Maret 2007 dan hingga kini telah melaksanakan ujian sebayak 75 kali dengan beragam jenis ujian dari Cisco Certified dan Microsoft Certified. Jumlah workstation untuk peserta ujian adalah 4 (empat buah) dengan demikian dalam satu waktu bersamaan kita maksimal dapat melaksanakan ujian sertifikasi internasional bagi 4 orang. Dengan server khusus yang didedikasikan hanya untuk VUE Test Center software yang menjamin kelancaran proses ujian sertifikasi.

Program Ujian Sertifikasi Internasional Lainnya

Sebagai partner VUE Authorized Test Center, juga memfasilitasi ujian sertifikasi internasional lainnya seperti : BPN, ADP, Agilent Technologies, Altiris, American College, Avaya Inc. Testing, BMC Software, Brocade Communications, BRPT, Business Objects, Check Point Software Technologies, CompTIA Testing, EXIN, IBM Testing, Isilon Systems, Linux Professional Institute Testing, Lotus Testing, MatrixOne McDATA, Microsoft Testing, MySQL, Novell Testing, PostgreSQL CE (SRA OSS), PRMIA, Radware, Siemens, Sun Microsystems - SAI Program, Tivoli Testing, VERITAS, VMware, Inc., Zend Technologies, Ltd.

Sejak bulan september 2007 terjadi pemisahaan ujian sertifikasi internasional, dimana secara khusus ujian Cisco Certified hanya dapat dilaksanakan oleh VUE Authorized Test Center sedangkan Microsoft Certified hanya dapat diujikan oleh Prometric Test Center. Saat ini juga telah ditunjuk oleh Prometric sebagai Prometric Test Center. Sehingga lebih banyak lagi jenis ujian sertifikasi internasional yang dapat kami selenggarakan.

Informasi lebih lanjut mengenai tata cara mengikuti ujian sertifikasi silahkan kontak Ibu Tuti / Ika di Telp. 021-47862930 ext. 601 atau kirim email ke : netcampus@jobitcom.com.