Selamat sore rekan-rekan semua... =)
Kemarin sore tanpa sengaja saya melihat sebuah majalah usang di kolong meja ruang tamu yang saya kira telah membacanya, namun saat saya buka-buka isinya mungkin saya belum membacanya karena banyak bahasan yang terasa asing seolah tak pernah diingat, ya sebuah majalah mini bertema IPTEK untuk remaja.
Tak lama kemudian saya tertegun ketika sampai pada sebuah artikel yang membahas tentang "Amerika Serikat: Negara Pertanian Terbesar di Dunia", saya kembali mengulang membaca judulnya seolah tak percaya karena setahu saya Amerika Serikat merupakan negara Super Power yang terkenal dengan teknologi, bisnis, atau negara yang dipenuhi gedung bertingkat, bukan negara pertanian. Saya pun melanjutkan membaca sambil mengerutkan alis seolah tak percaya.
Di sana diceritakan bahwa sebelum orang-orang Eropa datang ke benua Amerika, penduduk asli Amerika yang bernama suku Indian telah menanam jagung. Jadi, umur perkebunan jagung di Amerika telah ribuan tahun. Nah.. waktu orang-orang Eropa dari berbagai negara mulai berdatangan, pertanian semakin meluas di sana.
Teknologi pertanian Amerika semakin maju lagi sejak abad ke-19, saat banyak mesin dan teknologi baru ditemukan. Kemajuan teknologi ini sampai ke Amerika, tetapi tidak membuat orang Amerika meninggalkan pertanian. Justru pertanian di sana semakin berkembang. Mesin dan teknologi yang ditemukan itu juga digunakan untuk meningkatkan hasil dan mutu pertanian.
Seperti penerapan ilmu biologi untuk mencangkok tanaman, agar hasil buahnya lebih bagus daripada tanaman induknya. Ilmu pertanahan berguna untuk mengelola tanah pertanian dan mengatur sistem irigasinya. Jadi, kemajuan teknologi malah membuat pertanian semakin maju. Buktinya, lahan pertanian pun makin luas. Kebanyakan lahan pertanian di Amerika ditanami jagung, jerami, dan gandum. Tanah pertanian utama digunakan untuk menghasilkan makanan serat-seratan. Kini, Amerika Serikat merupakan salah satu negara pengekspor hasil tani terbesar di dunia. Komoditasnya pun lengkap dan berkualitas sangat baik. Mulai dari sayur-sayuran, buah-buahan, ayam potong, daging sapi, susu, hingga ke tembakau dan biji-bijian.
Bahkan komoditas yang dulunya tidak ada di sana, sekarang ini sudah banyak juga. Salah satunya adalah kedelai, yang baru diperkenalkan di Amerika Serikat pada tahun 1950-an. Amerika Serikat kini menjadi salah satu pengekspor kedelai terbanyak. Dan, salah satu importir kedelai Amerika adalah negara kita sendiri, Indonesia. Wah...petani Indonesia jangan mau kalah dong!
Peralatan pertanian di Amerika sudah sangat modern. Di Amerika, traktor dapat berfungsi sebagai penarik alat-alat lainnya, seperti mesin pencangkul, pemupuk, penanam benih, pemotong, dan pemanen. Bahkan, beberapa traktor dapat menjadi sumber daya untuk mesin lainnya. Dengan adanya alat atau mesin-mesin modern ini, kegiatan bertani menjadi lebih mudah. Jadi, jangan heran jika kita melihat para petani di sana menggunakan pesawat terbang kecil untuk menyemprotkan antihama atau menyirami ladang-ladang mereka.
Kehidupan para petani di ladang-ladang pertanian Amerika Serikat menjadi salah satu gaya hidup pedesaan yang khas. Salah satu bagian yang tak terpisahkan dari ladang-ladang tersebut adalah rumah pertaniannya (farm house). Rumah-rumah pertanian di sana berukuran besar dengan langit-langit tinggi dan berhalaman luas. Rumah-rumah tersebut menjadi bagian dari tradisi pertanian di Amerika. Kalau di negara kita mungkin diibaratkan dengan lumbung padi atau rumah pangggung kali ya? kan bagian dari tradisi, hehe.
Hasil tani utama yang dihasilkan para petani Amerika berupa gandum, kacang kedelai, beras, kapas, dan tembakau. Hasil tani ini sebagian besar diekspor ke luar negeri. Di antara begitu banyak hasil tani Amerika, Indonesia mengimpor tanaman berupa kacang kedelai, gandum, kapas, produk olahan susu, dan pakan ternak. Waooww.. sayang sekali bukan? berbagai tanaman ini seharusnya dapat kita hasilkan sendiri di tanah Indonesia yang subur dan makmur.
Kemajuan teknologi pertanian di sana telah memperbaiki sistem pembungkusan, pemrosesan, pengangkutan, dan pemasaran dari hasil-hasil pertanian di Amerika. Penggunaan wadah berpendingin memastikan hasil bumi tetap segar sampai ke tujuan, baik jarak dekat maupun yang amat jauh.
Hasil pertanian ini dipasarkan dengan dua cara, yaitu melalui kerja sama atau melalui perusahaan pedagang besar yang memiliki cabang di setiap daerah. Untuk mencegah kecurangan tengkulak, harga jual hasil tani ini dapat dipantau melalui televisi, radio, dan internet. Harganya bisa berubah setiap hari. Hasil-hasil bumi pertanian Amerika dipasarkan ke seluruh dunia, seperti Kanada, Cina, Jepang, Jerman, Inggris, Korea Selatan, Prancis, Taiwan, Belanda, Brazil, juga Indonesia, Malaysia, Italia, Singapura, serta Irlandia.
Kesimpulan dari pembahasan ini adalah seandainya kemajuan teknologi diterapkan di pertanian kita mungkin para petani akan lebih sejahtera dan pekerjaannya lebih mudah. Kita coba tengok negara Amerika, yang membuat saya terkesan adalah ketika teknologi, bisnis, dan aspek lain berkembang pesat di sana, mereka tetap memelihara budaya pertanian bahkan kemajuan yang ada justru mendukung teknologi pangan mereka, bukannya menyulap semua lahan menjadi gedung-gedung tinggi, area bisnis, apartemen, dll tapi justru lahan pertanian mereka bertambah luas, di sanalah mereka mencoba memelihara keseimbangan yang ada. Bahkan dengan kondisi tanah negara mereka yang tidak terlalu subur mereka bisa menjadi eksportir pangan yang sangat besar bahkan ke negara yang tanahnya super subur, salah satunya Indonesia, ironi bukan? =)
Saya menyadari sepenuhnya teknologi yang diterapkan tidaklah murah, cukup mustahil juga ya petani kita yang sederhana bisa membeli alat-alat yang saya kira tidak murah, maka dari itu semoga pemerintah lebih memperhatikan nasib petani, mungkin dengan anggaran untuk pertanian yang ditingkatkan sehingga petani bisa lebih melek teknologi dan ilmu pertanian, dan pada akhirnya swasembada pangan bisa tercapai, bahkan mungkin tidak perlu mengimpor lagi hasil tani dari luar negeri lagi. Yuk amin kan sama-sama untuk kemajuan negara kita sebagai negara agraris, Aamin.. =)
Kesimpulan dari pembahasan ini adalah seandainya kemajuan teknologi diterapkan di pertanian kita mungkin para petani akan lebih sejahtera dan pekerjaannya lebih mudah. Kita coba tengok negara Amerika, yang membuat saya terkesan adalah ketika teknologi, bisnis, dan aspek lain berkembang pesat di sana, mereka tetap memelihara budaya pertanian bahkan kemajuan yang ada justru mendukung teknologi pangan mereka, bukannya menyulap semua lahan menjadi gedung-gedung tinggi, area bisnis, apartemen, dll tapi justru lahan pertanian mereka bertambah luas, di sanalah mereka mencoba memelihara keseimbangan yang ada. Bahkan dengan kondisi tanah negara mereka yang tidak terlalu subur mereka bisa menjadi eksportir pangan yang sangat besar bahkan ke negara yang tanahnya super subur, salah satunya Indonesia, ironi bukan? =)
Saya menyadari sepenuhnya teknologi yang diterapkan tidaklah murah, cukup mustahil juga ya petani kita yang sederhana bisa membeli alat-alat yang saya kira tidak murah, maka dari itu semoga pemerintah lebih memperhatikan nasib petani, mungkin dengan anggaran untuk pertanian yang ditingkatkan sehingga petani bisa lebih melek teknologi dan ilmu pertanian, dan pada akhirnya swasembada pangan bisa tercapai, bahkan mungkin tidak perlu mengimpor lagi hasil tani dari luar negeri lagi. Yuk amin kan sama-sama untuk kemajuan negara kita sebagai negara agraris, Aamin.. =)
apakah pertanian bisa menggunakan laptop? maaf tolong di perjelas
BalasHapusDi sana alat pertanian ada yg di program pakai komputer dan di pandu pakai GPS.jadi disana panen tidak sepenuh nya manusia yang bekerja.makannya 1 keluarga bisa mengerjakan lahan pertanian 1.000 hektar.
HapusDi sana alat pertanian ada yg di program pakai komputer dan di pandu pakai GPS.jadi disana panen tidak sepenuh nya manusia yang bekerja.makannya 1 keluarga bisa mengerjakan lahan pertanian 1.000 hektar.
Hapusapakah disana menggunakan juga cangkul atau pacul ntuk mengolah tanah?
Hapusterimakasih buat informasinya mbak.
BalasHapusterimakasih buat informasinya mbak.
BalasHapusLaptop itu sbgai material pelengkap dari bahan yg lainnya. apalgi memakai mesin otomatis dri alat alat yang canggih dengan jarak yang jauh atau dekat sehingganya mudah untuk mengendalikan dengan latop walaupun kita ada di rumah namun yang bekerja robot pertaniannya itu.
BalasHapuskapan di bali dan di indonesia bisa skala kecil dululah hal itu bisa dilakukan
BalasHapussaya rindu pingin belajar pertanian di AS tp apa daya tangan ptak sampai
BalasHapusada catalog nya?
BalasHapusLahan pertanian diindonesia harganya begitu mahal. Sehingga menguntungkan orang kaya saja. Orang miskin tak sanggup membeli hanya bisa menggarap lahan orang kaya saja.
BalasHapus