Kamis, 15 Desember 2011

Telaga Hati III di Penghujung Malam

Diceritakan bahwa Putri Qara adalah istri saudagar kaya Amenhotep,
berasal dari keluarga sederhana, tapi pintar, bijaksana dan berbudi
pekerti yang baik. Karena ia berasal dari keluarga yang lebih miskin
dibanding dengansuaminya, ia sering diperlakukan dengan tidakselayaknya,
sampai suatu hari ia dan suaminya pergi ke desa nelayan dan melihat ada
seorang nelayan yang miskin dan istrinya. Nelayan tersebut sangat miskin
dan bahkan untuk membeli jala yang baru untuk mengganti jalanya yang
robek pun ia tidak mampu. Istri nelayan tersebut adalah orang yang
pemboros, malas dan suka berjudi, seluruh penghasilan suaminya
digunakannya untuk berfoya-foya.

Melihat kenyataan seperti itu, Putri Qara berkata kepada suaminya, bahwa
seharusnya istri nelayan tersebut membantu memperbaiki jala suaminya.
Amenhotep, menentang pendapat istrinya, mereka berdebat, sehingga
Amenhotep marah dan kemudian memanggil nelayan miskin tersebut.Amenhotep
menukarkan Putri Qara dengan istri nelayan tersebut.

Putri Qara sedih karena terhina, suaminya
memperlakukan seolah-olah dia
adalah barang yang bisa dipertukarkan semaunya. Sang nelayan tertegun
dan tidak berani membantah, karena Amenhotep terkenal kejam dan sadis
karena kekayaannya.

Putri Qara rajin membantu suaminya yang baru dalam bekerja. Karena
kepandaian dan kebijaksanaan Putri Qara, lambat laun sang nelayan
menjadi kaya. Sampai suatu ketika ada seorang tua dengan baju
compang-camping dan tidak terurus datang ke rumah Putri Qara, pelayan
dirumah tersebut mengenalinya sebagai Amenhotep. Amenhotep kemudian
melepas terompahnya dan meletakkan di meja kecil di sudut rumah Putri
Qara. Oleh pelayan, terompah tersebut diberikan pada Putri Qara dan
menceritakan kondisi pemiliknya, sang Putri mengenali terompah tersebut
dan memerintahkan pelayannya untuk memberikan pada Amenhotep baju baru,
terompah baru dan 3 keping uang emas ditambah pesan : aku tidak diwarisi
kekayaan tetapi budi pekerti, kebijaksanaa dan kemauan untuk bekerja.

Amenhotep menerima pemberian itu dengan penyesalan akan tindakannya di
masa lalu, karena egonya dia menukar istrinya yang baik dan bijaksana
dengan seorang wanita yang hanya bisa menghamburkan hartasuaminya.

Cerita tersebut sederhana, tapi menyentuh karena ternyata begitu besar
pengaruh seorang istri untuk suaminya.

Oleh karenanya, hai wanita dampingi dan dukunglah pria dengan bijaksana,
dan hai pria perlakukanlah wanita dengan penuh kasih, karena pada setiap
pria yang sukses pasti terdapat seorang wanita yang mendukungnya dengan
bijaksana.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar