Kamis, 15 Desember 2011

Telaga Hati I di Penghujung Malam

Suatu ketika, hiduplah seorang tua yang bijak. Pada suatu pagi,
datanglah seorang anak muda yang sedang dirundung banyak masalah.
Langkahnya gontai dan air muka yang ruwet. Pemuda itu, memang tampak
seperti orang yang tak bahagia. Pemuda itu menceritakan semua
masalahnya. Pak Tua yang bijak mendengarkan dengan seksama. Beliau lalu
mengambil segenggam garam dan segelas air. Dimasukkannya garam itu ke
dalam gelas, lalu diaduk perlahan.

"Coba, minum ini, dan katakan bagaimana rasanya," ujar Pak tua itu.
"Asin. Asin sekali," jawab sang tamu, sambil meludah kesamping.

Pak Tua tersenyum kecil mendengar jawaban itu. Beliau lalu mengajak sang
pemuda ke tepi telaga di dekat tempat tinggal Beliau. Sesampai di tepi
telaga, Pak Tua menaburkan segenggam garam ke dalam telaga itu. Dengan
sepotong kayu, diaduknya air telaga itu.

"Coba, ambil air dari telaga ini dan minumlah." Saat pemuda itu selesai
mereguk air itu, Beliau bertanya, "Bagaimana rasanya?" "Segar," sahut
sang pemuda.
"Apakah kamu merasakan garam di dalam air itu?" tanya Beliau lagi.
"Tidak," jawab si anak muda.

Dengan lembut Pak Tua menepuk-nepuk punggung si anak muda. "Anak muda,
dengarlah. Pahitnya kehidupan, adalah layaknya segenggam garam tadi, tak
lebih dan tak kurang. Jumlah garam yang kutaburkan sama, tetapi rasa air
yang kau rasakan berbeda. Demikian pula kepahitan akan kegagalan yang
kita rasakan dalam hidup ini, akan sangat tergantung dari wadah yang
kita miliki. Kepahitan itu, akan didasarkan dari perasaan tempat kita
meletakkan segalanya. Itu semua akan tergantung pada hati kita. Jadi,
saat kamu merasakan kepahitan dan kegagalan dalam hidup, hanya ada satu
hal yang bisa kamu lakukan. Lapangkanlah dadamu menerima semuanya.
Luaskanlah hatimu untuk menampung setiap kepahitan itu."

Beliau melanjutkan nasehatnya.
"Hatimu adalah wadah itu.
Perasaanmu adalah tempat itu.
Kalbumu adalah tempat kamu menampung segalanya. Jadi, jangan jadikan
hatimu itu seperti gelas, buatlah laksana telaga yang mampu meredam
setiap kepahitan itu dan merubahnya menjadi kesegaran dan kebahagiaan."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar